Cari Artikel Dengan Mesin Pencari

Informasi Tengah

Jumat, 05 November 2010

Kondisi Tiongkok Pada Masa Dinasti Qing

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Sejarah Asia
Disusun Oleh:

1. Ainur Rofiah (120610162)
2. Agung Pramudita (120710260)
3. Aji Kusuma Atmaja (120914067)
4. Rajendra Rizza D (120914066)
5. Arfita Meifiana S (120914044)
6. Yeni Susanti (120914071)
7. Subandi Rianto (120914028)
8. M. Dziky Dzulkarnain (120914021)





BAB I
PENDAHULUAN
Dari ketiga Negara yang berada di asia timur, kebudayaan yang paling
mendominasi adalah kebudayaan Cina. Sepanjang sejarah Cina, beberapa Dinasti
memerintah tapi tidak semuanya berasal dari Cina. Kerajaan Turki yang ingin
melebarkan sayapnya dibawah panji-panji Islam pernah menguasai Cina
meskipun hanya sebentar. Suku bangsa Mongol merupakan suku bangsa dari luar
Cina yang memerintah cukup lama dan berhasil membawa Cina ke dalam zaman
modern. Setelah kekuasaan Mongolia runtuh digantikan oleh dinasti Manchu.
Dinasti ini merupakan dinasti terakhir sebelum masa imperialisme dan
kolonialisme oleh orang-orang Eropa menguasai Cina dan melakukan politikpolitiknya.
Pertengahan abad lima belas di sekitar Sungai Amur, bangsa Yurchen
yang merupakan cikal bakal dinasti Manchu menghimpun kekuatan. Oleh dinasti
Ming, di wilayah Manchuria dibentuklah sistem pemerintahan yang berbentuk
organisasi Wei yaitu pemerintahan sipil yang dipersenjatai dan diberi organisasi
militer. Penduduknya dibebaskan dari pajak. Mereka juga dilatih dan dimasukkan
kedalam satuan-satuan militer sehingga mereka selain menjadi petani namun juga
seorang prajurit.
Bangsa Yurchen melakukan perdagangan barter dalam memasarkan hasil
tani mereka. Sistem pertukaran ini semakin meluas hingga kota Peking dan setiap
tahun pemimpin dari suku Yurchen membawa persembahan upeti ke Peking.
Pada masa kaisar Wan, orang-orang Manchu dibawah kepemimpinan
Nurhachi berhasil menggetarkan Cina dengan pemutusan hubungan dengan
vasalnya yaitu Peking dan kemudian mendirikan kerajaan sendiri.
Dinasti Manchu mengalami masa kejayaannya pada masa kaisar K’ang
Hsi sekaligus masa yang terberat saat imperialisme dan kolonialisme bangsa
Eropa mulai masuk ke Cina. Mengahadapi bangsa-bangsa Eropa tersebut dinasti
Manchu yang dibawah kepemimpinan K’ang Hsi menerapkan sistem Kohong
yang membatasi perdagangan bangsa-bangsa Eropa. Kemudian perdagangan
candu pun dilarang, hal ini disebabkan karena candu memberikan efek kerugian
yang luar biasa bagi pemerintah Cina.
2
Dengan adanya pelarangan jual beli candu, bangsa-bangsa Eropa
khususnya Inggris mengalami kerugian yang cukup signifikan. Kerugian tersebut
yang memacu Inggris untuk mengumumkan perang pada Cina. Sebelumnya,
pemicu yang dijadikan Inggris sebagai alasan untuk menyatakan perang pada Cina
karena pembakaran dan pemusnahan candu yang mereka miliki. Perang antara
Inggris dan Cina, memaksa Cina untuk menandatangani perjanjian Nanking
dimana isi perjanjian tersebut merugikan pihak Cina.
Setelah Inggris berhasil menancapkan kukunya di Cina, beberapa bangsa
Eropa yang lain pun melakukan hal yang sama sehingga wilayah Cina terbagi
dalam beberapa koloni dengan penguasa yang berbeda-beda. Diantaranya
Amerika, Jepang,dan Rusia ketiganya melakukan perjanjian- perjanjian yang juga
membawa untung di pihak mereka.
Selain imperialisme dan kolonialisme yang menjadi tantangan berat bagi
kelangsungan Dinasti Manchu, pemberontakan-pemberontakan di dalam negeri
juga memperparah keadaan. Pemberontakan yang paling hebat adalah
pemberontakan Tai Ping namun pemberontakan tersebut mengalami kegagalan.
Kemudian gerakan Boxer, sebuah gerakan yang anti terhadap hal-hal berbau asing
yang mengacu pada bangsa Barat dan Manchu. Gerakan Boxer ini melakukan
tindakan membunuh orang-orang asing yang ada di Cina. Gerakan ini mendapat
reaksi keras dari berbagai pihak diluar Cina.
Setelah gerakan ini dapat dipadamkan, Dinasti Manchu belum memasuki
tingkat keamanan sebagai penguasa satu-satunya di China. Namun babak baru
dimulai yang salah satunya ditandai dengan pembentukan Negara Cina. Dan
kehancuran Dinasti Manchu menjadi pembuka bagi reformasi di Cina.
3
DAFTAR ISI
DINASTI QING .
1. KONDISI TIONGKOK PADA MASA DINASTI QING 5
2. PERLAWANAN RAKYAT TIONGKOK MELAWAN
DINASTI QING 8
3. PERSENTUHAN DENGAN BANGSA BARAT 10
4. KEBANGKITAN RAKYAT TIONGKOK 11
MELAWAN IMPERIALISME ASING
(MANCHURIA, EROPA DAN JEPANG)
4
BAB II
PEMBAHASAN
AKHIR KERUNTUHAN DINASTI MING DAN MASUKNYA
MANCHURIA
Dinasti Qing atau lebih familiar disebut Dinasti Manchuria, merupakan
produk dari hasil ekspansi Etnis Mongolia (Manchuria) ke wilayah selatan (Cina).
Hasil dari serangan yang menembus tembok besar Cina tersebut memaksa
panglima-panglima Kekaisaran Cina Dinasti Ming tunduk dibawah pengaruh
Mongol. Dinasti Ming saja sebelumnya dalam masa masa akhir pemerintahannya
diwarnai dengan kekisruhan negara. Mulai dari adanya pemberontakan,
kriminalitas merajalela hingga meregangnya kekuatan militer. Hal tersebut
menjadikan celah Manchu (Mongolia) untuk berekspansi ke Cina. Melalui
serangan terhadap Kota Jinzhou, Mongol mendapat perlawanan kuat dari pasukan
Dinasti Ming. Sementara itu, barisan tentara Mongol diawah pimpinan Nurhachi
berhasil merebut daerah Liaoning. Dari tempat pijakan tersebut barisan Mongol
kemudian meyapu daerah Manchuria Utara dan menyerang Mukden (Mukden saat
itu dikuasai pemberontak Li Zicheng, dan kaisar terakhir Dinasti Ming, Kaisar
Chongzhen telah bunuh diri). Jenderal-jenderal Dinasti Ming yang masih setia
dengan Kaisar Chongzen bersekutu dengan Dinasti Manchu untuk menyerang
Mukden (Istana Kaisar) untuk memberangus pemberontak. Namun, sebelum
peperangan terjadi. Pemberontak Li Zicheng melarikan diri dengan sebelumnya
membakar istana kerajaan. Selepas peristiwa tersebut, tentara Manchuria berbaris
menuju ibukota negara (Mukden) serta menguasainya dan memindahkan ibukota
ke Beijing. Pemindahan ibukota tersebut menandai adanya dinasti baru, yaitu
Dinasti Qing (1626)1. Sebuah dinasti yang orang-orangnya berawal dari Cina
Utara atau Mongolia.
1 Ivan Taniputera. History of China. 2008 : hal 471
5
MASA-MASA AWAL CINA DIBAWAH DINASTI MANCHURIA
Pada permulaannya, Dinasti Manchuria berkuasa di Cina berdalih bahwa
mereka berniat menyelamatkan Cina dari pemebrontakan besar dimasa Dinasti
Ming. Namun, konsep itu berubah manakala sifat asli mereka keluar. Mereka
dengan semena-mena memerintah Cina dengan beragam peraturan yang ada.
Mereka menyuruh orang-orang Cina untuk mengucir rambut sebagaimana seperti
Bangsa Mongol. Tentu saja peraturan-peraturan semacam itu menjadi bibit
pemberontakan baru bagi Dinasti Qing yang berumur jagung.
Pemberontakan pada mulanya diawali di Cina bagian selatan, karena di
daerah ini keloyalan penguasa-penguasa lokal terhadap Dinasti Ming masih ada.
Pun pusat pemerintahan Dinasti Qing juga jauh dari Cina selatan. Pusat kerajaan
semenjak Dinasti Qing dipindah ke Beijing (Cina Utara). Pemberontakan terjadi
secara sporadis, sehingga tidak terlalu membuahkan hasil yang bagus. Bahkan
satu per satu dapat ditumpas oleh balatentara Dinasti Qing. Belum lagi dengan
merajalelanya para pengkhianat yang semakin menyudutkan pemberontakan.
Salah satu pemberontakan di zaman ini adalah pemberontakan yang
dipimpin Zheng Cenggong (1624-1662) 2. Beliau merupakan salah satu orang
yang loyal terhadap Dinasti Ming. Keloyalan tersebut ditunjukkan dengan
perjuangan pemberontakannya hingga akhir hayatnya. Semasa kekuatan
pemberontakannya melemah, Zheng menyerang Taiwan (yang saat itu dikuasai
Belanda) menguasainya dan berkedudukan disana hingga ajal menjemputnya.
Hingga Dinasti Qing pun menaklukkan Taiwan.
1.2 MASA PEMERINTAHAN SHUNZI DAN QIANLONG
Shunzi merupakan kaisar pertama dari Dinasti Qing yang berfokus
mengkonsolidasikan daerah-daerah Cina. Selepas terjadinya pemberontakan
besar-besaran, kebanyakan wilayah Cina tercerai-berai dan kaisar pertama inilah
yang membereskannya. Beliau juga dikenal sebagai kaisar yang gemar belajar
bahasa Tionghoa karena ingin mendalami arsip-arsip dinasti yang terdahulu.
Kaisar pertama ini meniggal terserang penyakit muntah darah (TBC) dengan
2 Ivan Taniputera, History of China. 2008 : hal 496
6
sebelumnya didahului peristiwa meninggalnya selir yang sangat Ia cintai. Tahta
kemudian beralih kepada putra ketiganya Kangxi, karena dirasa masih muda.
Kaisar baru ini pemerintahannya dijalankan oleh semacam wali, yaitu Oboi.
Namun, setelah berlanjut dewasa. Sang Kaisar Kangxi merebut tahtanya dari Oboi
dibantu pleh salah seorang pamannya.
Pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi terjadi pemberontakan besar
diwilayah Cina Barat. Hal ini memicu sang kaisar untuk turun langsung
menanganinya, karena ditakutkan dapat membahayakan negara. Pada masanya
juga, sang kaisar memeperlakukan diskriminasi politik. Orang-orang Tionghoa
yang dinyatakan sebagai bangsa tertakluk dipaksa untuk pindah ke Cina bagian
selatan. Mereka dibatasi kebebasannya, dilarang menikah antara Tionghoa dan
Manchu, serta diberikan tempat terpisah untuk hidup. Sebuah tempat yang
terpisah dari etnis Manchu.
Namun, sang kaisar juga tidak memperlakukan diskriminasi politik secara
total. Kangxi melarang adanya penyitaan tanah dan mengurangi pajak atasnya.
Maka dalam pemerintahannya, sektor pertanian tumbuh dengan pesat dan menjadi
sumber terbesar devisa negara. Selain itu, Kaisar Kangxi juga menaruh minat
yang besar terhadap literasi sastra Cina, Ia mengumpulkan banyak para sarjana
untuk menuliskan sejarah Cina, serta mempelajari berbagai cabang ilmu
pengetahuan.
Kegemaran sang kaisar lainnya adalah melakukan inspeksi ke daerahdaerah
untuk memastikan proyek-proyek kerakyatan berhasil dibangun. Ia juga
perah memimpin sebuah ekspedisi militer ke Asia Tengah untuk menumpas
pemberontakan. Tak berapa lama kemudian, sang kaisar wafat meninggalkan
tanda tanya bagi pewaris tahtanya. Tahta kemudian digantikan oleh putra
keempatnya, Yinchen dengan gelar Yongcheng (1723-1735). Dalam masa
pemerintahannya, Ia berhasil menyngkirkan lawan-lawan politiknya,
merestrukturisasi pendidikan serta memajukan nilai-nilai moral agama. Salah
satunya memperkuat ajaran Buddhisme Zen.
Kaisar Dinasti Qing selanjutnya adalah Qianlong, putra keempat dari
Yongcheng. Di bawah kepemimpinannya Cina berkembang dengan pesat sekali.
Selain sebagai negara terkaya, juga terkenal dengan padat penduduknya. Kaisar
Qianlong terkenal pemberani, Ia sering melakukan ekspedisi-ekspedisi militer
7
untuk menaklukkan negeri-negeri sekitar. Pernah pula memadamkan
pemberontakan Bangsa Eleut, Bangsa Tibet hingga Burma. Dari proses itulah
daerah kekuasaan Dinasti Qing semakin melebar. Bahkan mencapai Korea dan
Annam.
Qianlong juga terkenal sebagai kaisar yang menyukai pujasastra. Dalam
kepemimpinannya terkenal sumbangsihnya bagi sastra Cina. Yaitu membuat
30.000 syair mengenai Tiongkok serta mengumpulkan data-data sejarah dinastidinasti
Cina guna dikumpulkan untuk dibukukan dan digandakan ke beberapa
istana dan perpustakaan negara. Hingga karena kesukaannya terhadap sastra yang
begitu tinggi. Voltaire, seorang filsuf Prancis sampai menjulukinya sebagai
Frederik II, seorang raja Jerman yang gila sastra juga.
Dimasa akhir pemerintahannya, terdapat banyak bermunculan
pemberontakan-pemberontakan yang dulunya dimotori para aktivis yang loyal
kepada Dinasti Ming. Proses selanjutnya, regenerasi kepemimpinan jatuh ke
tangan pengawal istana yang korup dan malah menyuburkan pemberontakan. Cina
akhirnya tercebur dalam perang melawan pemberontakan, serta usaha-usaha untuk
menanggulangi adanya komoditas Candu Ilegal, proses ini berlanjut hingga
masuknya bangsa barat ke Cina dan membuat adanya Perang Candu.
1.3 PERLAWANAN MELAWAN DINASTI QING
1.3.1 Pemberontakan Taiping
Setelah Daoguang digantikan oleh puta keempat Aishingoro Yichu dengan
gelar Xiangfeng (1851-1860) . Kerajaan saat itu sangat kacau karena
pemberontakan dalam negeri dan kekalahan dari bangsa barat . Pemberontakan
Taiping merupakan pemberontakan terbesar (1850-1864) karena pemberontakan
ini telah menelan 20 jutajiwa dan memimpin kelompok pemberontakan yang
disebut Gerakan Perdamaian Agung (The Great Peace Movement) .
Pemberontakan ini dipimpin oleh Hong Xiuquan (1814-1864) . Ia adalah seorang
anak seorang petani di selatan China yang selalu gagal saat mengikuti ujian
Negara . Saat mengikuti ujian Negara Hong mendapat ajaran agama Kristen di
para misionaris . Karena kegagalannya Hong sakit keras tahun 1837 , dan ia
8
mendapat mimpi aneh di dalam mimpinya ia menjadi seorang juru selamat , arti
mimpi itu sama dengan buku – buku Kristen yang dibacanya . Tahun 1847 , Hong
ingin di baptis tetapi ditolak karena pemahamannya dianggap masih kurang . Tapi
, ia tidak menyerah , ia mulai menyebarkan agama Kristen di desanya . Bahkan ia
menganggap dirinya sebagai adik Yesus . Awal mula gerakan ini adalah gerakan
keagamaan tahun 1845 Hong membentuk Shangdihui (perkumpulan pemuja
Tuhan) , namun tahun 1848 gerakannya berubah menjadi anti – Manchu
dikarenakan pemerintahan Manchu melarang pergerakan Taiping yang melakukan
perluasan penyebaran agama Kristen dan merusak patung – patung dewa . Namun
hal ini memicu timbulnya nasionalisme dikalangan pergerakan Taiping . Mereka
memotong kuncir rambut yang diharuskan oleh orang Manchu . Tahun 1851 Hong
memproklamasikan berdirinya gerakan Taiping T’ienkou (Kerajaan Perdamaian
Besar dari Langit) di Kungsi , ibu kotanya berada di Nanking dan berganti nama
menjadi T’ien Ching (ibukota langit) .
Gerakan ini berhasil menguasai Nanjing dan lembah sungai Yangzi .
Sementara itu , pihak Qing mengutus Zeng Guofan untuk memadamkan
pemberontakan ini sehingga Taiping hanya mempunyai dua kota saja yaitu
Nanjing dan Anjing . Dinasti Qing pun bekerja sama dengan Inggris dalam 3
tahun , kurang lebih 50 kota dapat direbut kembali . Hong Xiuquan putus asa dan
meminum racun pada tanggal 30 Juni 1864 dan pada tanggal 19 Juli
pemberontakan ini berakhir . Kegagalan gerakan ini disebabkan oleh beberapa hal
seperti berikut :
1. Perpecahan di dalam gerakan
2. Reaksi dari orang orang Cina , terutama golongan konservatif yang tidak
setuju dengan paham barat dan tidak suka pemberontakan kaum Taiping
3. Kaum tuan tanah dan saudagar yang posisi sosial dan ekonominya
terancam karena gerakan Taiping
4. Golongan petani dan penduduk China Utara tidak bersimpati dengan
gerakan – gerakan ini karena kuilnya di rusak .
5. Bantuan bangsa barat pada Dinasti Qing
9
1.4 PERSENTUHAN DENGAN BANGSA BARAT
Persentuhan dengan bangsa barat terjadi saat pemerintahan kaisar
Daoguang. Dikarenakan pembatasan-pembatasan perdagangan candu. Diawali
dengan diangkatnya pejabat Lin Zexu untuk mengatasi penyelundupan candu di
Kanton. Lin awalnya meminta dengan baik kepada Charles Elliot(kepala
perdagangan Inggris) agar tidak memperdagangkan candu bahkan sampai
mengirimkan surat kepada Ratu Inggris, Victoria namun tidak membuahkan hasil.
Kemudian Lin mengepung gudang penyimpanan candu yang di dalamnya ada
para pekerja. Setelah 40 hari mereka menyerah karena kelaparan. Pihak Inggris
diminta menandatangani perjanjian untuk tidak menyelundupkan candu
lagi.Candu sebanyak 22.291 peti ditenggelamkan ke laut serta East India
Company(EIC) harus meninggalkan Kanton.
Hal ini menyulut kemarahan Inggris. Pada bulan November 1839 kapal
perang China tiba-tiba ditembaki oleh kapal perang Inggris dan kota-kota
pelabuhan dikuasai Inggris. Pada bulan Agustus 1842, Inggris hendak menyerang
Nanjing sehingga kaisar Daoguang terpaksa menyerah pada Inggris. Pemerintah
China dipaksa menandatangani Perjanjian Nanjing yang isinya merugikan China.
Perjanjian ini ditandatangani pada 29 Agustus 1842. Amerika yang mendengar hal
ini menuntut hak yang sama, perjanjian bilateral Amerika dengan China
ditandatangani pada tahun 1844. Perancis kemudian juga menuntut hak-hak
istimewa yang sama dan China harus mengizinkan penyebaran agama Katolik.
Karena bangsa barat kurang puas, mereka lalu hendak memperluas
kekuasaannya. Mereka menuntut agar China jadi wilayah terbuka bagi para
pedagang Inggris, perdagangan candu dilegalkan dan mengizinkan duta-duta
besar bangsa barat(Inggris, Perancis dan Amerika) ditempatkan di Beijing. Tapi,
hal ini ditolak oleh Xianfeng, kaisar Dinasti Qing saat Perang Candu kedua. Hal
ini diperparah dengan tindakan pengentian kapal Arrow, yaitu kapal milik warga
China dan telah diregistrasikan di Hongkong. Kapal itu berawakan orang China
tetapi kapten kapalnya orang Inggris agar bisa terbebas dari jeratan hukum China.
Pada saat itu semua kapal China yang akan menyelundupkan sesuatu pasti
diregistrasi terlebih dulu di Hongkong. Karena para pejabat China memenjarakan
awak kapal Arrow, konsul Inggris Harry Parker tidak terima dan menuntut pihak
10
China agar meminta maaf. Sebab menurutnya kapal tersebut milik Inggris yang
terbukti dengan bendera Inggris yang terpasang diatasnya. Harry pun memfitnah
pejabat China telah menghina bendera Inggris dan menuntut adanya permintaan
maaf. Karena China menolak meminta maaf, maka terjadilah Perang Candu
kedua. Pada 1857, terjadi penggempuran terhadap Kanton. Perancis ikut
bergabung dalam penggempuran tersebut karena salah satu misionarisnya telah
dihukum mati pihak China. Perang berakhir saat China menandatangani
Perjanjian Tianjing tahun 1858 yang isinya sama merugikannya seperti Perjanjian
Nanjing. Pihak China tidak mematuhi isi perjanjian tersebut oleh karena itu pada
1860 Inggris dan Perancis menggempur Beijing. Perang Candu berakhir setelah
ratifikasi Perjanjian Tianjing tanggal 18 Oktober 1860.
1.5 KEBANGKITAN RAKYAT TIONGKOK MELAWAN
IMPEREALISME ASING (MANCHURIA, EROPA DAN JEPANG)
Pada masa awal pemerintahannya, bangsa Manchu hanya berhasil
menguasai Cina Utara saja , sementara itu bagian selatan masih berada di bawah
kekuasaan sisa sisa kaum loyalis Dinasti Ming . Pada tahun 1645 , mereka
mengangkat pangeran Fu sebagai kaisar baru di Nanjing . Tetapi , kaisar baru ini
merupakan penguasa yang lemah yang lebih mementingkan kesenangan belaka
ketimbang urusan pemerintahan . Bersamaan dengan itu , faksi – faksi pendukung
Dinasti Ming lainnya melakukan perlawanan yang tidak terkoordinasi satu sama
lainnya terhadap bangsa Manchu . Masing - masing faksi itu juga mengangkat
pemimpinnya sendiri - sendiri . Salah satu kelompok mengangkat pangeran Lu
sebagai kaisar baru mereka di Shaoxin , sedangkan lainnya mengangkat pangeran
Tang di Fuzhou . Kedua pangeran itu adalah paman dan keponakan , namun tidak
dapat bekerja sama dengan baik , sehingga akhirnya dikalahkan oleh bangsa
Manchu . Diantara semua perlawanan terhadap bangsa Manchu , yang paling
bertahan lama adalah yang dipimpin oleh seorang panglima perang pendukung
setia dinasti Ming bernama Zheng Chenggong (1624-1662) . Ia lebih dikenal
sebagai Koxinga oleh bangsa barat . Nama ini berasal dari kata Guoxingye , yang
artinya tuan penyandang marga kerajaan . Atas kesetiaanya terhadap dinasti
Ming , ia dianugerahi marga atau nama keluarga Zhu , yang merupakan marga
keluarga penguasa Dinasti Ming .
11
Pada tahun 1840 – 1842 terjadi perang Candu pertama . Perang ini di latar
belakangi penyelundupan candu ke Cina oleh Inggris pada abad ke 18 dan ke 19 .
Selama ini bangsa barat hanya membeli barang – barang dari Cina , seperti
porselin , sutra , rempah – rempah dan teh ; sehingga akhirnya menguras
cadangan devisa barat (yang harus membayar dalam bentuk mata uang perak) .
Perdangangan Candu dengan Cina sebelumnya dipelopori oleh bangsa India di
bawah kemaharajaan Mughal (semenjak masa pemerintahan akbar , 1556-1605) di
mana perdagangan ilegal melalui Cina selatan ini mendatangkan keuntungan yang
luar biasa ; dan Inggris yang kemudian menancapkan kukunya di India melihatnya
sebagai peluang emas untuk memperbesar cadangan devisanya . Ekspor Candu
(atau lebih tepatnya penyelundupan) ke Cina ini meningkat dengan pesat , mulai
dari 15 ton pada tahun 1730 hingga menjadi 75 ton pada tahun 1773 . Candu –
candu di selundupkan melalui laut dalam ribuan peti , yang masing –masing dapat
memuat sekitar 64 kg . membanjirnya Candu ke Cina secara ilegal ini sangat
melemahkan rakyat Cina . Untuk mengatasi keadaan memprihatinkan ini ,
pemerintah Cina pada tahun 1838 menjatuhkan hukuman mati bagi para
penyelundup Candu lokal , dimana penyelundupan pertahun pada saat itu telah
mencapai 1400 ton . Bulan Maret tahun berikutnya , seorang pejabat bernama Lin
Zexu (1785-1850) diangakat oleh kaisar untuk mengatasi penylundupan Candu di
Kanton dengan kekuasaan penuh . Candu sebanyak 22.291 peti di gudang milik
Inggris ditenggelamkan ke laut . Lebih jauh lagi , Lin memaksa pihak Inggris agar
menandatangani perjanjian agar tidak menyelundupkan Candu lagi . Selanjutnya ,
pada bulan Mei 1839 , semua pejabat EIC (East India Company, perusahaan
dagang Inggris , semacam VOC) dipaksa meninggalkan Kanton . Lin dan kaisar
tidak menyadari bahwa hal ini akan mengakibatkan kemarahan Inggris . Tidak
berapa lama kemudian , Inggris memborbardir pantai tenggara Cina . Karena
keunggulan dalam bidang persenjataan , dengan mudah Inggris dapat menguasai
kota kota pelabuhan Hongkong , Kanton , Xiamen , Ningbo , Fuzhou dan
Shanghai . Kaisar Daoguang tidak menjumpai adanya jalan lain yang lebih baik
selai menyerah saja pada pihak Inggris . Pemerintah Cina dipaksa
menandatangani perjanjian Nanjing yang sangat merugikan Cina ; Perjanjian ini
ditandatangani pada tanggal 29 Agustus 1842 , dan tidak menyelesaikan masalah
12
penyelundupan Candu yang masih berlangsung sebagaimana sebelumnya –
kendati secara resmi tetap dilarang .
Setelah ditandatangani perjanjian itu , Amerika Serikat juga menuntut hak
yang sama dengan Inggris . Pada tahun 1844 di tandatangani perjanjian bilateral
antara Cina dan Amerika Serikat dimana seluruh hak istimewa Inggris berlaku
pula bagi Amerika . Perancis menyusul mengadakan perjanjian dengan Cina pada
tahun yang sama guna memperoleh hak – hak istimewa . Demikianlah bangsa
barat menancapkan kukunya semakin dalam ke Cina , dimana pemerintahan
Dinasti Qing tidak dapat berbuat apa – apa .
Perang Candu kedua dapat dianggap sebagai kelanjutan perang Candu
yang pertama . Latar belakang perang ini adalah ambisi imperialisme barat yang
hendak memperluas kekuasaanya . Pihak Inggris berambisi untuk makin
menanamkan pengaruhnya di Cina dengan memaksa pemerintah Dinasti Qing
memperluas perjanjian Nanjing . Isi perjanjian adalah :
1. China dipaksa menyewakan Hongkong pada Inggris .
2. Pelabuhan – pelabuhan Kanton , Xiamen , Ningbo , Fuzhou dan Shanghai
harus dibuka bagi perdagangan dengan pihak Inggris .
3. Membayar biaya perang sebesar 21 juta atau uang perak .
4. Memberikan hak istimewa bagi Inggris serta membuka daerah khusus
(ekstrateritorial) sebagai tempat kediaman warga Inggris .
5. Hubungan antara pejabat – pejabat Cina dan Inggris yang memiliki
tingkatan sama harus didasari oleh asas sama rata .
6. Inggris berhak mengangkat konsul di tiap – tiap kota pelabuhan yang
dibuka bagi aktivitas perdagangan itu .
Pada tahun 1854 , mereka menuntut agar seluruh Cina dijadikan wilayah
terbuka bagi para pedagang Inggris , perdagangan Candu dilegalkan ,
mengizinkan duta besar Inggris ditempatkan di Beijing , dan lain sebagainya .
tuntutan senada juga datang dari Perancis dan Amerika Serikat . Namun ,
pemerintah Dinasti Qing menolak semua tuntutan tersebut , sehingga hubungan
kedua bangsa menjadi tegang . Tetapi , perang Candu II oleh tindakan pejabat
13
Dinasti Qing yang menghentkan kapal bernama Arrow , kapal Cina yang telah
diregistrasi di hongkong . Sudah menjadi kebiasaan saat itu , bila kapal Tionghoa
hendak menyelundupkan sesuatu , mereka meregistrasikan dahulu kapalnya di
Hongkong , sehingga seolah – olah berlayar di bawah bendera Inggris . Sehingga
terhindar dari jeratan hokum Cina . Kapten kapal itu lalu mendatangi konsulat
Inggris dan malporkan penahanan itu . Konsul Inggris , Harry Parkes , dengan
gusar mendatangi pejabat Cina yang melakukan penahanan itu serta memprotes
tindakan tersebut . Karena tidak berhasil membebaskan para awak kapal , Parker
kembali ke kantornya dan menyurati Gubernur Ye Mingchen3 . Parker juga
menyirati Gubernur Sir John Bowring dan Admiral Sir Michael Seymour di
Hongkong . Ia menyatakan agar Inggris menuntut permintaan maaf dari
pemerintah Cina .
___________________________________
3 Ivan Taniputera, History of China. 2008 : hal 511
Gubernur Ye menanggapi kesombongan pihak Inggris itu dengan menyatakan
bahwa hukum ekstrateritorial hanya berlaku bagi kapal Inggris , sedangkan
Arrow saat berlabuh adalah kapal Tionghoa . Pihak Inggris menolak penjelasan
pihak Cina diatas , meskipun bukti – bukti dan saksi yang ada menguatkan
pernyataan Ye . Karena penolakan – penolakan itu , akhirnya Inggris mulai
menampakkan arogansinya dengan pengerahan angkatan perangnya pada tahun
1857 guna menggempur Katon . Perancis ikut bergabung dengan Inggris karena
dipicu oleh hukuman mati terhadap seorang misionaris Perancis bernama August
Chapdelaine . kanton berhasil ditaklukkan dan mereka lalu berbaris menuju
Beijing. Kaisar Xianfeng ( 1851-1860) yang ketakutan melarikan diri ke Jehol.
Perang baru berakhir pihak Cina bersedia menandatangi perjanjian Tianjin pada
bulan Juni 1858. meskipun perjanjian telah ditandatangani, kerajaan tetap masih
belum menjalankan perjanjian tersebut. Oleh karena itu, pada tahun 1860, kembali
kekuatan gabungan Inggris – Perancis melancarkan serangannya, dan berhasil
menaklukkan Beijing pada 6 oktober. Untuk meredam kebiadaban bangsa barat
ini, pangeran gong lalu menyampaikan kembali kesediaan Dinasti Qing untuk
14
menjalankan seluruh isi perjanjian Tianjing dalam wujud konvensi Beijing yang
di ratifikasi pada tanggal 18 Oktober 1860.
Pada tahun 1937, Jepang makin menggencarkan aneksasinya terhadap wilayah
cina. Gesekan dengan pasukan jepang beberapa kali terjadi. Salah satu insiden
penting adalah insiden jembatan marcopolo pada tanggal 7 juli 1937. saat itu
pasukan jepang sedang melakukan latihan perang-perangan di dekat jembatan
yang terletak propinsi Hebei tersebut. Ketika latihan berakhir, seorang prajurit
jepang didapati hilang. Jepang menuduh pihak cina telah menculiknya. Namun
ternyata, beberapa jam kemudian ia muncul kembali. Meskipun demikian
pemerintah jepang menuntut agar pasukan cina mengundurkan diri dari kota
Wanping yang berada di ujung jembatan marcopolo. Peristiwa ini mengingatkan
pada hilangnya wakil konsul jepang yang bernama kuramoto yang bertugas di
Nanjiang pada tahun 1934. pemerintah jepang dengan segera menuduh pihak
Tionghoa telah membunuhnya. Insiden Marcopolo ini menyulut peperangan
antara jepang dan cina. Pada tahun 1938, tentara jepang berhasil pula menguasai
kota-kota penting Cina, namun kekuasaan mereka hanya sebatas didalam kota
saja. Secara keseluruhan, pasukan jepang memang mendapat kemenangan telak,
tetapi pasukan Tionghoa juga berhasil memperoleh kemenangan telak, tetapi
pasukan Tionghoa juga berhasil memperoleh beberapa kemenangan berarti,
seperti di Changsa dan provinsi Shandong. Selanjutnya, pada tanggal 9 September
1945, Jepang menyerah secara resmi kepada Cina di Nanjing .
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Taniputera, Ivan. History of China. 2008. Jogjakarta : Ar-Ruzz
2. Gernet, Jaques.. A History of Chinese Civilization. 1987 New York :
Cambridge University Press
3. Beasly, B.G.. Pengalaman Jepang : Sejarah Singkat Jepang. 2003
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
4. www.osdir.com/serial Sejarah Dinasti Qing.
5. Wiriaatmadja, Rochiati. Prof, Dr, MA, Hj. Sejarah Kebudayaan China.
2004. Bandung: Humaniora Utama Press.
CATATAN:
Makalah ini terbuka untuk dijadikan rujukan/referensi. Namun, jika anda
ingin membangun bangsa ini lebih beradap. Maka, jangalah melakukan
PLAGIATISME, tumbuhkan KREATIVITAS dalam karya tulis Anda!
Selamat Berkarya!
Surabaya, 2010.
Subandi Rianto
Mahasiswa Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Airlangga-Surabaya.
(History Science of Department, Faculty of Humanities, University of Airlangga-Surabaya).

Tidak ada komentar: